BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisika adalah ilmu
tentang alam yang bermakna luas. Fisika mempelajari gejala alam yang tidak
hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu, kajian fisika meliputi
perilaku dan sifat dalam bidang yang beragam nilai dari partikel submikroskopis
yang membentuk segala materi sampai dengan perilaku materi alam semesta.
Perkembangan teknologi
informasi dewasa ini tidak lepas dari peran fisika pemahaman yang baik tentang fisika sangatlah mendukung
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan bahkan dapat menumbuhkan kemampuan
berpikir analisis dan kritis guna memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
Kegiatan belajar mengajar tidak hanya melalui
pengamatan terhadap tingkah laku siswa
atau sekolompok siswa dalam tugas belajar, tapi belajar harus diadakan
pengamatan yang dilakukan secara berulang kali pada kondisi tertentu, dalam
ketrampilan proses ini, sangat perlu bagi guru untuk membuat interaksi antara
kedua belah pihak berjalan dengan menyenangkan dan tidak membosankan, sehingga dapat menciptakan kondisi
yangkondusif hasil yang memuaskan.
Keterampilan proses adalah keterampilan
memproses informasi yang diwarnai dengan prinsip-prinsip Cara Belajar Siswa
Aktif yang secara umum hampir sama dengan pembelajaran kontekstual (Contextual
Teaching and Learning/CTL).
Pendekatan keterampilan proses
adalah suatu cara untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan yang menjadi
roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan
sikap dan nilai (Semiawan, 1999). Dapat dikatakan juga bahwa pendekatan
keterampilan proses adalah cara yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan
siswa serta menekankan bagaimana siswa belajar dan mengelola perolehannya
sehingga dapat digunakan sebagai bekal untuk memenuhi kebutuhan hidup
dimasyarakat.
Pendekatan keterampilan proses perlu
diterapkan dalam pembelajaran dengan alasan:
a. Perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat sehingga
tidak mungkin guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Siswa harus
berusaha untuk aktif mencari dan membangun pengetahuannya sendiri.
b. Secara
psikologis siswa dalam usia perkembangan lebih mudah memahami konsep yang rumit
dan abstrak jika disertai contoh konkret dan berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari.
c. Ilmu pengetahuan bersifat relatif, artinya suatu teori
dapat terbantahkan bila ditemukan teori yang lebih baik.
d. Dalam proses pembelajaran seharusnya pengembangan
konsep tidak lepas dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik, selain mengajar guru seharusnya
pandai memotivasi agar siswa memiliki rasa ingin tahu dan berusaha mencari
jawaban atas keingintahuannya.
Berdasarkan hal di atas, yang terpenting dalam pembelajaran fisika pada
konsep fluida, bagaimana menggali berbagai pengetahuan baru pada siswa terutama
dalam mengembangkan kognitif, afektif, psikomotor dan kreatifitas. Hal ini
sejalan dengan Abruscato (1992) yang mengungkapkan bahwa pembelajaran Sains di
SMA mengembangkan, 1) kognitif siswa, 2) mengembangkan afektif siswa, 3)
mengembangkan psikomotorik siswa, 4) mengembangkan kreatifitas siswa, 5)
melatih siswa untuk berpikir kritis.
Dalam Kurikulum 2012 ada beberapa kajian materi yang harus dikuasai siswa,
Salah satu mengembangkan keterampilan proses bagi siswa yang diperlukan
kemampuan aktivitas pembelajaran dalam bentuk keterampilan proses, diantaranya
adalah mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, dan mengkomunikasikan.
Konsep fluida diyakini sebagai pelajaran yang penting dan sesuai dengan
karakteristik siswa, karena fluida dapat mengungkap pengetahuan alam semesta
yang berkaitan dengan lingkungan sekitarnya. Sejalan dengan Samatowa (2006: 78)
mengemukakan bahwa dengan belajar Sains, dapat meningkatkan kemampuan siswa
kearah sikap dan kemampuan yang baik dan berguna bagi lingkungan
Namun pada kenyataannya untuk pembelajaran fisika pada konsep fluida belum
sesuai harapan. Hal ini disebabkan karena cara pengajaran guru yang
konvensional (ceramah dan tanya jawab). Pendidik masih mengajar hanya mengejar target kurikulum tanpa memperhatikan apakah konsep yang diajarkan sudah dipahami oleh siswa, selain itu pendidik lebih banyak menggunakan metode ceramah tanpa melakukan pendekatan dan percobaan-percobaan secara langsung. Dikelas peneliti masih mendapatkan masalah-masalah yang dijumpai yaitu siswa mendapakan nilai-nilai rendah, karena siswa kurang mampu dalam pemahaman konsep dan pengguanaan besaran dan satuannya serta aplikasi dari setiap permasalahan, keterampilan, maupun sikap dalam kehidupan yang nyata. Hal ini disebabkan karena materi fluida tidak hanya diterima melalui informasi verbal. Siswa tidak dibiasakan aktif mencoba sendiri pengetahuan atau informasi dalam kehidupan nyata”. Kondisi tersebut menyebabkan peneliti mengkaji ulang aspek-aspek apa yang
menyebabkan konsep fluida kurang dinikmati oleh siswa, khususnya pada kelas XI
progam IPA. Hal ini terungkap melalui prapenelitian pada tanggal 12 April 2014 melalui pengamatan langsung terhadap siswa pada konsep fluida.
Hasil pengamatan dan wawancara yang
dilakukan peneliti pada prapenelitian terhadap guru dan siswa ditemukan salah
satu konsep yang masih sulit dipahami siswa adalah konsep fluida. Selama ini
dalam mengajarkan konsep fluida (1) peneliti banyak menggunakan metode ceramah, sehingga
mengakibatkan kegiatan pembelajaran terbatas dan siswa cepat bosan dalam kegiatan
pembelajaran, (2) peneliti kurang melibatkan siswa dihadapkan pada lingkungan
belajar yang konkrit, dalam memanipulatif alat peraga, artinya meskipun ada
alat peraga tetapi hanya guru yang menggunakan tanpa memberi kesempatan kepada
siswa untuk melakukan percobaan-percobaan yang dapat memberikan pengalaman dan
meningkatkan kreatifitas siswa, (3) peneliti kurang memahami arti pendekatan
keterampilan proses seperti menggamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan,
menerapkan, merencanakan penelitian,dan menggkomunukasikan, sehingga tidak
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakannya. (4) rendahnya
pemahaman siswa pada konsep fluida, ini terlihat dari ketidakmampuan siswa
dalam menyelesaikan soal latihan pada tes awal terhadap konsep fluida . Hasil
tes keseluruhan dari tindakan keseluruhan 29 siswa pada semester 1 adalah10
siswa mendapat nilai 80 sebanyak 10%, 5
siswa mendapat nilai 70 sbanyak (40%), 4
siswa mendapat nilai 60 sebanyak (30%), 10 siswa mendapat nilai 50 sebanyak
(20%). Pada hal yang terpenting dalam pembelajaran konsep fluida adalah
mengaktifkan siswa dengan melakukan percobaan-percobaan sehingga mereka dapat
menemukan sendiri hasil yang didapatkan dari percobaan yang dilakukan dan
faktanya dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana konsep itu dapat menghasilkan
manfaat yang diperlukan manusia untuk mempermudah manusia dalam bekerja.
Penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran bertujuan untuk
meningkatkan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung sehingga siswa
tidak hanya pasif menerima penjelasan dari guru. Penerapan keterampilan proses
agar siswa lebih aktif dapat dilakukan dengan memberi pengertian pada siswa
tentang hakekat ilmu pengetahuan, sehingga siswa paham bahwa pengetahuan tidak
hanya dipelajari tetapi juga diterapkan dalam kehidupan. Cara lain yang bisa
dilakukan yaitu memberikan kesempatan siswa untuk bekerja dengan ilmu
pengetahuan misalnya dengan melaksanakan praktikum sehingga membuat siswa
belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus.
Pembelajaran
fisika dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek
penting dalam kecakapan hidup, maka tugas kita bagaimana cara menentukan
rasa keingintahuan siswa terhadap fenomena
alam dan dampak-dampak yang diakibatkan oleh fenomena tersebut. Oleh sebab itu
guna menambah daya tarik dalam penerapan pendekatan konsep ini, maka peneliti
berkeinginan untuk mengkaji penerapan pendekatan ketrampilan proses pada CTL
pembelajaran fisika dalam konsep fluida statis pada siswa XI semester II SMA
XYZ.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah pembelajaran
fisika pada konsep fluida statis dapat terkaji berdasarkan penerapan
keterampilan proses pada pendekatan CTL
pada konsep fluida statis pada siswa X semester II.
1.3 Pemecahan Masalah
Sesuai
dengan rumusan masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah
kurangnya pemahaman konsep fluida dapat dipecahkan dengan mengunakan pendekatan
keterampilan proses. maka Peneliti merencanakan masalah melalui tindakan
perbaikan melalui dua siklus masing-masing satu tindakan. Dengan menggunakan
pemahaman konsep fluida, dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses, dan
menampilkan alat peraga. Alasan menggunakan
pemahaman konsep agar siswa dalam proses belajar mengajar tidak bingung
dengan penjelasan yang diajarkan oleh guru. Karena melalui delapan tahap yaitu
menggamati, menggolongkan (mengklasifikasi), menginterfensi (menafsirkan),
meramalkan, menerapkan, merencanakan, dan mengkomunikasikan penggunaan pendekatan, melalui percobaan. Kedelapan tahapan proses ini
peneliti diberi bimbingan secara intensif selama proses tindakan dari siklus 1
kesiklus berikutnya. Melalui bimbingan secara bertahap diharapkan siswa belajar
dalam penanaman konsep tidak merasa terbebani dengan apa yang diajarkan oleh
guru, walaupun siswa merasa susah dalam menyelesaikan soal-soal.
Mulai siklus 1 kesiklus selanjutnya,
siswa dapat menunjukan perkembangan dan hambatan yang dialami selama melakukan
proses pemahaman konsep fluida. Alasan dengan menggunakan beberapa percobaan
karena jenis ini mengutamakan proses dari pada hasil yang bertujuan untuk
mengetahui perkembangan dan hambatan siswa selama dalam selesai kegiatan
belajar mengajar. Pencapaian proses dan hasil belajar dapat ditunjukan melalui
penanaman konsep dan komentar mereka tentang hambatan yang dialaminya, jika
mereka tidak dapat mencapai hasil yang memuaskan.
Pencapaian
proses dalam hasil belajar dilakukan dalam bentuk daur ulang yang terdiri dari
atas dua siklus yaitu: pada siklus pertama direncanakan menanamkan cara
penanaman konsep yang mudah, target yang di capai, dan hambatan-hambatan yang
kemungkinan oleh siswa dengan menunjukan cara dengan melakukan percobaan.
Berdasarkan
alasan-alasan di atas, untuk memecahkan permasalahan yang dialami siswa pada
kelas XI semester II, dilakukan tindakan yang sesuai dengan kaidah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), yaitu :
a. Melakukan observasi langsung dalam pembelajaran fisika
khususnya pada konsep fluida stastis.
b. Mengadakan tes awal untuk mengetahui pemahaman konsep
fluida stastis. Hasil tes inilah yang menjadi dasar bagi peneliti untuk
melakukan tindakan selanjutnya
c. Mengadakan observasi kepada siswa terhadap
pembelajaran fisika untuk konsep fluida stastis
d. Menjalin hubungan kerjasama dengan guru fisika di sekolah tersebut dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan
e. Menyusun dan melaksanakan pembelajaran yang mengacu
pada pendekatan keterampilan proses dalam meningkatkan pemahaman siswa, untuk
tiap siklus tindakan, evaluasi, dan refleksi.
f. Pelaksanaan tindakan didalam kelas disesuaikan
Dengan langkah-langkah pembelajaran dengan
pendekatan keterampilan proses yaitu :
a. Guru mengkondisikan siswa
untuk belajar
b. Guru memperkenalkan materi
yang akan diajarkan dan mengemukakan masalah yang akan diselesaikan melalui
pendekatan keterampilan proses
c. Guru mengemukakan
pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada pemahaman siswa.
d. Guru membimbing siswa untuk
menyelesaikan masalah tersebut dengan mengutamakan pemahaman siswa
e. Guru meminta siswa menyajikan
penyelesaian masalah tersebut.
f. Guru mengajak siswa
membandingkan dan mendiskusikan penyelesaian masalah tersebut dengan
pengetahuan awal sebelum dilakukannya pembelajaran.
g. Guru mengajak siswa menyimpulkan
materi pelajaran.
Evaluasi
dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung melalui observasi terhadap
guru dan siswa, serta fokus pengamatan adalah interaksi mengajar guru,
pemahaman siswa dalam memahami materi yang diajarkan guru. Pada akhir setiap
siklus tindakan dilakukan evaluasi untuk mengetahui meningkatnya pemahaman
siswa dengan materi yang diajarkan. Hasil evaluasi pada akhir setiap siklus dan
akan direfleksi untuk memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan tindakan
selanjutnya.
1.3 Tujuan Penelitian
a.
Dapat menjelaskan pengertian keterampilan proses dan keterkaitannya
dengan pendekatan CTL pada pembelajaran
fisika dalam konsep fluida pada siswa kelas X semester II.
b. Dapat menjelaskan karakteristik keterampilan proses dalam pembelajaran
Sastra.berdasarkan pendekatan CTL pada pembelajaran fisiska dalam konsep fluida
pada siswa kelas X semester II.
c. Dapat menjelaskan langkah-langkah menerapkan
keterampilan proses berdasarkan pendekatan CTL pada pembelajaran fisika dalam
konsep fluida pada siswa kelas X semester II.
1.4.
Manfaat Penelitian
a. Untuk sekolah sebagai
bahan masukan pada penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan kualitas
sekolah.
b.
Untuk guru sebagai
bahan masukan dalam mengembangkan proses pembelajaran yang berkualitas.
c. Untuk siswa menjadi
meningkatkan motivasi belajar untuk mengembangkan keterampilan dan memahami
penerapan fisika dalam kehidupan sehari-hari.
Terima kasih, semoga bermanfaat hendaknya, bila anda tertarik dengan PTK ini hubungi saya di Nomor HP. 082168321603